A. Pendapatan Nasional
Berikut akan dijelaskan beberapa penjelasan mengenai hal
yang menyangkut pendapatan nasional.
A.
Pengertian pendapatan nasional
Pendapatan nasional
adalah ukuran nilai output berupa barang dan jasa yang dihasilkan suatu Negara
dalam periode tertentu atau jumlah seluruh pendapatan yang diterima oleh
masyarakat dalam suatu Negara dalam satu tahun. Pendapatan nasional memiliki
peran yang sangat vital bagi sebuah Negara, karena pendapatan nasional merupakan
salah satu tolak ukur keberhasilan perekonomian suatu Negara. Dengan pendapatan
nasional, akan terkihat tungkat kemakmuran suatu Negara, semakin tinggi
pendapatan nasional suatu Negara maka dapat dikatakan semakin tinggi juga
tingkat kesejahteraan rakyatnya. Namun, sesungguhnya pendapatan nasionak suatu
Negara tidak dapat sepenuhnya dijadikan sebagai indikator naiknya tingkat
kesejahteraan rakyat di suatu Negara. Sebagai contoh, meskipun pendapatan
nasional Indonesia pada tahun 2010 naik dari tahun sebelumnya, tetapi tetap
saja masih ( sangat ) banyak rakyat Indonesia yang sampai saat ini hidup di
bawah garis kemiskinan.
B. Konsep Pendapatan Nasional Berikut adalah beberapa konsep
pendapatan nasional
·
Produk Domestik Bruto ( GDP )
Sebelum kita dapat menghitung pendapatan nasional terlebih
dahulu kita harus tahu apa yang dimaksud dengan Produk Domestik Bruto/ Gross
Domestik Bruto, karena PDB merupakan salah satu instrumen penting untuk dapat
menghitung pendapatan nasional. Produk domestik bruto ( Gross Domestic Product
) merupakan jumlah produk berupa barang dan jasa yang dihasikan oleh unit –
unit produksi di dalam batas wilayah suatu negara ( domestik ) selama satu
tahun. Dalam perhitungan GDP ini, termasuk juga hasil produksi barang dan jasa yang
dihasilkan oleh perusahaan / orang asing yang beroperasi di wilayah negara yang
bersangkutan. Barang – barang yang dihasilkan termasuk barang modal yang belum
diperhitungkan penyusutannya, karena jumlah yang didapatkan dari GDP dianggap
bersifat bruto/ kotor.
Penghitungan
nilai PDB dapat dilakukan atas dua macam dasar harga yaitu :
1. PDB atas dasar harga berlaku, merupakan PDB yang dihitung
dengan dasar harga yang berlaku pada tahun tersebut. PDB atas dasar harga
berlaku berfungsi untuk melihat dinamika / perkembangan struktur ekonomi yang
rill pada tahun tersebut.
2. PDB atas dasar harga konstan,
merupakan PDB yang dihitung dengan dasar harga yang berlaku pada tahun
tertentu. PDB atas dasar harga konstan berfungsi untuk melihat pertumbuhan
ekonomi dari tahun ke tahun. Contohnya, jika kita ingin mengetahui berapa
persen kenaikan PDB dari tahun 1998, 1999 dan tahun 2000, karena nilai/ harga
suatu produk tiap tahun berubah – ubah maka kita harus mengubah nilai PDB tahun
1998 dan 1999 dengan dasar harga tahun 2000 sehingga akan terlihat dengan jelas
besaran kenaikan dari tiap tahunnya.
·
Produk Nasional Bruto ( GNP )
Produk Nasional Bruto ( Gross National Product ) atau PNB
meliputi nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk
suatu negara ( nasional ) selama satu tahun, termasuk hasil produksi barang dan
jasa yang dihasilkan oleh warga negara yang berada di luar negeri, tetapi tidak
termasuk hasil produksi perusahaan asing yang beroperasi di wilayah negara
tersebut.
Jadi Produk Nasional Bruto ( PNB ) /
Gross National Product ( GNP ) adalah jumlah barang dan jasa yang dihasilkan
oleh faktor – faktor produksi milik warga negara baik yang tinggal di dalam
negeri maupun di luar negeri, tetapi tidak termasuk warga negara asing yang
tinggal di negara tersebut, atau dengan kata lain PNB / GNP adalah jumlah
Produk Domestik Bruto ditambah dengan pendapatan neto dari luar negeri (
penghasilan neto ) adalah penghasilan dari wrga negara yang bekerja di luar
negeri dikurangi penghasilan warga negar lain yang bekerja di dalam
negeri.
Hal ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
PNB
= PDB + Pendapatan Neto dari luar negeri ( Net Factor Income from Abrood
)
Dimana,
PNB = Produk Nasional Bruto / Gross National
Product ( GNP ) ü
PDB = Produk Domestic Bruto / Gross Domestic
Product ( GDP ) ü
Pendapatan Neto = Pendapatan dari warga negara yang tinggal
di luarü negeri dikurangi pendapatan warga
negara asing yang bekerja di dalam negeri.
Contoh
:
Hardi warga negara Indonesia, bekerja di Indonesia dengan
pendapatan Rp. 2,000,000.00 Paul warga negara asing tinggal dan bekerja di
Indonesia, pendapatan Rp. 3,000,000.00 Ali warga negara Indonesia tinggal dan
bekerja di luar negeri dengan pendapatan Rp. 1,000,000.00. Maka PDB ( GDP ) = Pendapatan
Hardi + pendapatan Paul = Rp. 2,000,000.00 + Rp. 3,000,000.00 = Rp.
5,000,000.00 Penghasilan Neto = pendapatan Ali – pendapatan Paul = Rp.
1,000,000.00 – Rp. 3,000,000.00 = - Rp. 2,000,000.00 Dengan menerapkan rumus di
atas dapat kita ketahui PNB adalah :
PNB ( GNP ) = PDB + Penghasilan Neto = Rp. 5,000,000.00 + (
-Rp. 2,000,000.00 ) = Rp. 3,000,000.00 -
·
Pendapatan Nasional Neto ( NNI )
Pendapatan Nasional Neto ( Net National Income ) adalah
pendapatan yang dihitung menurut jumlah balas jasa yang diterima oleh
masyarakat sebagai pemilik faktor produksi. Besarnya NNI dapat diperoleh dari
NNP dikurang pajak tidak langsung. Yang dimaksud pajak tidak langsung adalah
pajak bebannya dapat dialihkan kepada pihak lain seperti pajak penjualan, pajak
hadiah, dll. Atau jika kita menghitung dari GNP dapat kita rumuskan : NNI= GNP
– Depresiasi – Pajak tidak langsung.
Conth
:
Pada tahun 2003 GNP Indonesia atas dasar harga berlaku
2.007.191,1 miliar rupiah, sedangkan depresiasi / penyusutan sebesar 104.337,9
miliar dan pajak tidak langsung dikurangi subsidi sebesar 85.272,2 miliar maka
:
NNI
= 2.007.191,1 – 104.337,9 – 85.272,2
= 1.817.519 miliar.
·
Pendapatan Perseorangan ( PI )
Pendapatan perseorangan ( Personal Income ) adalah jumlah pendapatan
yang diterima oleh setiap orang dalam masyarakat, termasuk pendapatan yang
diperoleh tanpa melakukan kegiatan apapun. Pendapatan perseorangan juga
menghitung pembayaran transfer ( transfer payment ). Transfer payment adalah
penerimaan – penerimaan yang bukan merupakan balas jasa prouksi tahun ini,
melainkan diambil dari sebagian pendapatan nasional tahun lalu, contoh
pembayaran dana pensiunan, tunjangan sosial bagi para pengangguran, bekas
pejuang, bunga utang pemerintah, dan sebagainya. Untuk mendapatkan jumlah
pendapatan perseorangan, NNI harus dikurangi dengan pajak laba perusahaan
(pajak yang dibayar setiap badan usaha kepada pemerintah),
laba yang tidak dibagi (sejumlah laba yang tetap ditahan di dalam perusahaan
untuk beberapa tujuan tertentu misalnya keperluan perluasan perusahaan ), dan
iuran pensiun
(iuran yang dikumpulkan oleh setiap tenaga kerja dan setiap
perusahaan dengan maksud untuk dibayarkan kembali setelah tenaga kerja tersebut
tidak lagi bekerja).
Rumusan untuk menghitung PI adalah : PI = NNI – ( Laba
ditahan + pajak perseorangan + iuran jaminan sosial + transfer payment )
·
Pendapatan yang siap dibelanjakan ( DI )
Pendapatan yang siap dibelanjakan ( Disposible Income )
adalah pendapatan yang siap untuk dimanfaatkan guna membeli barang dan jasa
konsumsi dan selebihnya menjadi tabungan yang disalurkan menjadi investasi.
Disposible income ini diperoleh dari personal income ( PI ) dikurangi dengan
pajak langsung. Pajak langsung ( direct tax ) adalah pajak yang bebannya tidak
dapat dialihkan kepada pihak lain, artinya harus langsung ditanggung oleh wajib
pajak, contohnya pajak pendapatan. Disposible Income merupakan pendapatan yang
siap digunakan, baik untuk keperluan konsumsi maupun ditabung.
Rumusan untuk menghitung DI adalah :
DI
= PI – Pajak Langsung
Tabungan ( saving ) yang disimpan di lembaga keuangan resmi
( Bank ) akan dapat menambah pendapatan nasional karena saving ini akan di
manfaatkan untuk investasi, lewat investasi inilah pendapatan nasional dapat
meningkat. Jika penjelasan tentang pendapatan nasional kita buat urutan aka
terlihat seperti di bawah ini :
GDP
> GNP > NNP > NNI > PI > DI
Perbandingan mengenai indikator
pendapatan nasional akan lebih jelas bila kita menerapkan dalam angka :
GDP
Rp. 100,000.00
Pendapatan
Neto dari LN Rp. 10,000.00.-
GNP
Rp. 90,000.00
Depresiasi
/ Penyusutan Rp. 5,000.00.-
NNP
Rp. 85,000.00
Pajak
tidak langsung Rp.
3,000.00.-
NNI
Rp. 82,000.00
•
Laba ditahan Rp. 7,500
•
PPh Persh. Rp. 2,500
•
Iuran Sosial Rp. 1,000 +
Rp. 11,000.00-
PI
Rp. 71,000.00
Pajak
Langsung Rp.
5,000.00.-
DI
Rp. 66,000.00
Konsumsi
Rp. 47,000.00.-
Tabungan
( saving ) Rp. 19,000.00
C.Penghitungan Pendapatan Nasional
Pendapatan negara dapat dihitung dengan
tiga pendekatan, yaitu :
1)
Pendekatan pendapatan, dengan cara
menjumlahkan seluruh pendapatan ( upah, sewa, bunga, dan laba ) yang diterima
rumah tangga konsumsi dalam suatu negara selama satu periode tertentu sebagai
imbalan atas faktor – faktor produksi yang diberikan kepada perusahaan.
Penghitungan pendapatan nasioanl dengan metode pendapatan,
pada umumnya menggolongkan pendapatan yang diterima sector – sector produksi
dengan cara sebagai berikut :
1.
Perusahaan Merupakan pendapatan yang
dihasilkan suatu perusahaan karena mengelola sumber daya yang
dimilikinya.
2.
Pendapatan Usaha Perorangan
Merupakan pendapatan yang diterima dari penggunaan tenaga kerja dan hasil usaha
orangan, seperti petani.
3.
Pendapatan Sewa Merupakan baas jasa
yang diberikan pada pemilik sumber daya yang digunakan untuk kegiatan
ekonomi.
4.
Bunga Netto Bunga neto dibayar oleh
perusahaan dikurangi dengan bunga uang diterima oleh perusahaan, ditambah netto
yang diterima dari luar negeri.
Pendapatan nasional berdasarkan pendekatan pendapatan dapat
dirumuskan sebagai berikut
NI
= Yw + Yr + Yi + Yp
Keterangan
:
NI
= Pendapatan Nasional
Yw
= Pendapatan dari upah, gaji, dan lainnya
Yr
= Pendapatan bersih dari sewa
Yi
= Pendapatan dari bunga
Yp
= Pendapatan dari keuntungan perusahaan dan usaha perorangan
2) Pendekatan Produksi, dengan cara menjumlahkan nilai
seluruh produk yang dihasilkan suatu negara dari bidang industri, agraris,
ekstraktif, jasa dan niaga selama satu periode tertentu. Ketika menghitung
pendapatan nasional harus dihindari terjadinya perhitungan ganda. Oleh karena
itu, pendekatan produksi diperoleh dengan menjumlahkan nilai tambah ( bukan
nilai jual ) seluruh barang dan jasa yang dihasilkan. Nilai produk yang
dihitung dengan pendekatan ini adala nilai jasa dan barang jadi ( bukan bahan
mentah atau barang setengah jadi. Apabila di suatu Negara terdapat sektor,
yaitu sektor ekstraktif ( E ), agraris ( A ), industry ( I ), niaga/
perdagangan ( N ), dan jasa ( J ),maka nilai yang diperoleh disebut national
income yang dirumuskan sebagai berikut :
NI
= E + A + I + N + J
Penghitungan pendapatan nasional
dengan metode produksi ini didasarkan atas jumlah hasil barang dan jasa yang
dihasilkan masyarakat atau negara dalam satu tahun. Semua nilai hasil akhir
barang dan jasa tersebut dijumlahkan. Hal ini berarti bahwa pendapatan nasional
atas dasar harga pasar ( NI ) besarnya sama dengan produk nasional atas dasar
harga pasar. Nilai pendapatan nasional diperoleh dengan cara menjumlahkan nilai
– nilai tambahan yang diciptakan oleh tiap – tiao sektor yang ada dalam
perekonomian. Seluruh nilai tambahan yang diciptakan dalam suatu sektor
merupakan nilai produksi dari sektor tersebut yang disumbangkan kepada
pendapatan nasional. Selain untuk menunjukkan besarnya kontribusi dari tiap –
tiap sektor ekonomi kepada pendapatan nasional, penghitungan dengan cara
produksi dilakukan hanya dengan menjumlahkan nilai – nilai tambahan yang
diciptakan adalah dengan tujuan untuk menghindari penghitungan 2 kali.
3) Pendekatan pengeluaran, dengan cara menghitung jumlah
seluruh pengeluaran untuk membeli barang dan jasa yang diproduksi dalam satu
negara selama satu periode tertentu. Perhitungan pendekatan ini dilakukan
dengan menghitung pengeluaran yang dilakukan oleh empat pelaku kegiatan ekonomi
negara, yaitu : Rumah tangga ( Consumption ), pemerintah ( Goverment ),
pengeluaran investasi ( Investment ), dan selisih antara nilai ekspor dikurangi
impor ( X – M ) Pendekatan ini dapat dirumuskan :
PDB
= C + I + G + ( X – M ) atau PDB = C + S + G + ( X – M )
Keterangan
:
PDB
: Produk Domestik Bruto
C
: Konsumsi rumah tangga
I
: Investasi
S
: Tabungan
G
: Pengeluaran pemerintah
X
: Total Expor
M
: Total Impor
D.
Manfaat Penghitungan Pendapatan Nasional
Tujuan penghitungan pendapatan
nasional untuk mengukur tingkat kemakmuran suatu dan mendapatkan data – data terperinci
mengenai seluruh barang dan jasa yang dihasilkan suatu negra dalam waktu satu
tahun. Bila data pendapatan nasional diketahui, maka akan memberikan dampak
bagi kondisi perekonomian dalam suatu Negara. Berikut ini beberapa dampak
diketahuinya pendapatan nasional bagi kondisi perekonomian dalam negeri ;
1.
Dengan mengetahui data pendapatan
nasional, pemerintah dapat menelaah kembali struktur perekonomian yang kemudian
dapat dijadikan bahan untuk membuat kebijakan guna meningkatkan kondisi
perekonomian di Negara ini.
2.
Dengan data pendapatan nasional,
pemerintah dapat mengetahui tingkat penyebaran pendapatan yang kurang merata
antar daerah dengan begitu pemerintah dapat membuka lapangan kerja baru di
daerah yang berpendapatan rendah dengan tujuan mengurangi pengangguran dan
kemiskinan serta pendapatan antar daerah juga akan lebih merata. Sehingga
kondisi perekonomian di Negara ini dapat ditingkatkan.
3.
Dengan data pendapatan nasional,
pemerintah dapat menentukan besarnya kontribusi berbagai sektor perekonomian
terhadap pendapatan nasional. Maksudnya, pemerintah dapat meningkatkan sektor –
sektor tertntu yang kurang memberikan kontribusi bagi pendapatan nasional agar
dapat lebih berkontribusi terhadap pendapatan nasional untuk masa yang akan
datang, serta dapat menentukan sektor mana saja yang menjadi anadalan untuk
meningkatkan pendapatan nasional.
4.
Dengan data pendapatan nasional,
pemerintah dapat membandingkan kemajuan perekonomian dari waktu ke waktu,
sehingga dapat dijadikan sebagai landasan perumusan kebijakan untuk
meningkatkan kondisi perekonomian di Negara ini untuk masa yang akan
datang.
Semua hal di atas bermuara pada satu
tujuan bersama yaitu peningkatan kondisi perekonomian Negara ini dan
peningkatan kesejahteraan rakyat. Semoga dengan segala perbaikan yang akan
dilakukan pemerinth, Negara kita dapat meningkatkan pendapatan nasionalnya di
masa yang akan datang dan dibarengi dengan kenaikan tingkat kesejahteraan
rakyat.
E. Faktor yang Mempengaruhi
Pendapatan Nasional
1)
Permintaan dan penawaran
agregat
Permintaan
agregat menunjukkan hubungan antara keseluruhan permintaan terhadap barang –
barang dan jasa sesuai dengan tingkat harga. Permintaan agregat adalah suatu
daftar dari keseluruhan barang dan jasa yang akan dibeli oleh sektor – sektor
ekonomi pada berbagai tingkat harga, sedangkan penawaran agregat menunjukkan
hubungan antara keseluruhan penawaran barang – barang dan jasa yang ditawarkan
oleh perusahaan – perusahaan dengan tingkat harga tertentu.
2)
Konsumsi merupakan salah satu faktor
yang mempengaruhi pendapatan nasional. Jika terjadi perubahan permintaan atau
penawaran agregat, maka perubahan tersebut akan menimbulkan perubahan –
perubahan pada tingkat harga, tingkat pengangguran dan tingkat kegiatan ekonomi
secara keseluruhan. Adannya kenaikan pada permintaan agregat cenderung
mengakibatkan kenaikan tingkat harga dan output nasional (pendapatan nasional),
yang selanjutnya akan mengurangi tingkat pengangguran. Penurunan pada tingkat
penawaran agregat cenderung menaikkan harga, tetapi akan menurunkan output
nasional (pendapatan nasional) dan menambah pengangguran.
3)
Konsumsi dan tabungan Konsumsi
adalah pengeluaran total untuk memperoleh barang – barang dan jasa dalam
perekonomian dalam jangka waktu tertentu
(biasanya
satu tahun), sedangkan tabungan (saving) adalah bagian dari pendapatan yang
tidak dikeluarkan untuk konsumsi. Antara konsumsi, pendapatan, dan tabungan
sangat erat hubungannya. Hal ini dapat kita lihat dari pendapat Keynes yang
dikenal dengan psychological consumption yang membahas tingkah laku masyarakat
dalam konsumsi jika dihubungkan dengan pendapatan.
4)
Investasi Investasi, atau secara
lebih spesifik investasi domestik swasta bruto, adalah belanja pada barang
kapital baru dan tambahan untuk persediaan. contohnya : bangunan dan mesin baru
yang dibeli perusahaan untuk menghasilan barang dan jasa. Pengeluaran untuk
investsi merupakan salah satu komponen penting dari pengeluaran agregat.
SUMBER:
http://harisahmad.blogspot.com/2011/01/faktor-yang-mempengaruhi-pendapatan.html
http://wardayadi.wordpress.com/materi-ajar/kelas-x/pendapatan-nasional-2/
http://murnywantis.wordpress.com/2013/07/03/ringkasan-materi-pendapatan-nasional/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar